Di kota-kota pinggiran, cara lembaga pendidikan hidup bergantung pada tekad pantang menyerah menghadapi arus dan medan perubahan zaman. Tak boleh gampang tenggelam, juga tak boleh gampang hanyut. Harus senantiasa mengapung dengan baik, supaya tak terseret arus.

Di Sagaranten, lembaga-lembaga pendidikan seperti madrasah aliyah berakar dari kisah lembaga pendidikan tradisional seperti pesantren. Sehingga sejarah pendiriannya tidak bisa dianggap tak berkaitan.

Seperti halnya dalam kisah pendirian Madrasah Aliyah Al-Shahibiyyah. Ini adalah sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Alumni Pesantren Sinar Jaya (Yapsija).

Jadi sejarah Madrasah Aliyah Al-Shahibiyyah tidak dapat dilepaskan dari sejarah Yayasan Alumni Pesantren Sinar Jaya. Khususnya sejarah Pesantren Sinar Jaya yang didirikan oleh menantu KH. Zarkasih yaitu KH. Mamak Jayadi pada tahun 1956.

Pada 1986 MA Al-Shahibiyyah didirikan oleh para alumni Pesantren Sinar Jaya yaitu Samsudin, Sanud, Uyan Suryana, Sanusi, Syarifudin, Alm H. Saep, Sanwasih, beserta beberapa tokoh lainnya.

Nama Al-Shahibiyyah terinspirasi dari tokoh agama dan seorang penghulu KUA asal Sukabumi bernama KH. Shohib Jamil. Ia menetap di Sagaranten atas permintaan KH. Zarkasih yang terkesima dengan keuletan dan ilmu agama Shohib Jamil.

Tidak terelakkan lagi, KH. Shohib Jamil kemudian menjadi teman seperjuangan KH. Mamak Jayadi berdakwah di Sagaranten.

Nama Shohib Jamil bagi para alumni Pesantren Sinar Jaya dipilih untuk Madrasah Aliyah yang hendak mereka bangun. Mereka berharap, nama Shohib Jamil menjadi simbol keberkahan dan kemajuan pendidikan agama di Sagaranten.

Perjuangan masih berlanjut. Pada waktu MA Al-Shahibiyah didirikan, sekolah ini belum memiliki bangunan sendiri. Jadi MA Al-Shahibiyah menempati bangunan yang sama dengan MTsN 1 Sagaranten (sekarang MTsN 1 Sukabumi).

MTsN 1 Sagaranten sendiri juga dikembangkan oleh H. Zarkasih dan KH. Mamak Jayadi. MTsN 1 Sagaranten sebelumnya adalah sekolah Pendidikan Guru Agama (PGA). Jadi MTsN dan MA berbagi waktu penggunaan bangunan. Jika pagi, bangunan digunakan oleh MTs, dan pada sore hari digunakan oleh MA.

MA Al-Shahibiyyah di tanah wakaf milik Yayasan Alumni Pondok Pesantren Sinar Jaya

Kemudian sejak tahun 1988, MA Al-Shahibiyyah dipindahkan ke Panti Asuhan Al-Shahibiyyah sampai tahun 2008. Panti Asuhan ini ada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al-Shahibiyyah yang dipimpin oleh H. Iwan Setiawan S.Ag. dan Pemuda Pelopor Pembangunan Wilayah Pakidulan (Gerbang Mapak).

Nasib MA Al-Shahibiyyah masih pasang surut waktu itu. Mulai dari tidak punya gedung sendiri hingga nyaris tidak punya siswa. Para pendiri MA Al-Shahibiyyah mulai kebingunan untuk melanjutkan perkembangan sekolah meski sudah menempati gedung Panti Asuhan.

Sebetulnya pada waktu itu, para guru MTsN 1 Sukabumi yang sebagiannya juga merangkap jadi guru di MA Al-Shahibiyyah telah mengupayakan berbagai cara demi kemajuan aliyah.

Para guru di antaranya telah mengumpulkan uang untuk membeli tanah. Mereka akhirnya berhasil membeli tanah dan mewakafkannya untuk gedung MA Al-Shahibiyyah.

Sayangnya, tanah tersebut belum pernah tergarap untuk bangunan sekolah. Ketika MA Al-Shahibiyah pindah ke Panti Asuhan, tanah tersebut dimanfaatkan oleh H. Iwan untuk kebun. Setelah Ia wafat, tanah tersebut diserahkan lagi kepada Yayasan Alumni Pondok Pesantren Sinar Jaya.

Kembali pada masa-masa ketika MA Al-Shahibiyah belum memiliki gedung. Secara kebetulan, sejak tahun 2005, KH. Zenal Mutaqin anak dari KH. Mamak Jayadi tengah berikhtiar mendirikan sekolah. Pada saat itu belum ditentukan akan mendirikan diniyah, tsanawiyah atau aliyah. Pendirian bangunan sekolah ini ada di atas tanah wakaf yang diberikan pada KH. Zarkasih dan KH. Mamak Jayadi.

KH. Zenal Mutaqin turut sedih mengetahui nasib MA Al-Shahibiyyah yang hanya menempati sementara Panti Asuhan akibat belum memiliki bangunan sendiri dan semakin kekurangan siswa. Ia kemudian terpanggil untuk melanjutkan perjuangan pendirian MA Al-Shahibiyyah yang tidak lain telah dipelopori oleh alumni Pesantren Sinar Jaya.

KH. Zenal Mutaqin kemudian menawarkan bangunan yang sedang didirikannya di Cimanggir untuk dipergunakan MA Al-Shahibiyyah. Ide tersebut disampaikannya kepada para pendiri MA Al-Shahibiyah. Para pendiri setuju.

Berikutnya, karena MA Al-Shahibiyah menggunakan nama KH. Shohib Jamil, maka KH. Zenal Mutaqin harus berkomunikasi terlebih dahulu dengan anak-anak almarhum, di antaranya adalah Fathurrahman. Ia adalah dosen di UIN Jakarta.

Fathurrahman setuju penggunaan nama Al-Shahibiyyah dengan catatan asal dikelola oleh Yayasan Pondok Pesantren Sinar Jaya. Jika bukan, Fathurrahman kurang berkenan.

Setelah dapat tanda baik, maka pada tahun 2011, dialihkanlah MA Al-Shahibiyah itu kepada Yayasan Alumni Pondok Pesantren Sinar Jaya.

MA Al-Shahibiyyah saat ini beralamat di Jl. Raya Cidolog Km 01 Kp. Cimanggir Komplek Pondok Pesantren Putera Sinar Jaya, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.

*Artikel ini adalah hasil kegiatan Kelas Menulis siswa MA Al-Shahibiyyah pada 21 Desember. Para penulis: Thoha Hasan, Muhammad Sahrudin, Intan Febi Ardila, Dina Aulia Mardiah, Neng Elsa Mayora. Editor: Via Nurhayati.